Kamis, 07 April 2011

Hujan Meteor


Hujan meteor orionid muncul tiap tahun, dan puncaknya di sekitar tanggal 21 Oktober. Hujan meteor ini sangat jelas terlihat dan tampak sampai 20 meteor hijau dan kuning tiap jamnya. Orionid adalah nama cahaya meteor yang berada di langit di tempat titik mereka berasal. Meteor ini bisa dilihat di seluruh penjuru langit tapi garis pergerakan mereka akan selalu menunjuk ke arah cahaya. Cahaya meteor orionid terletak di dekat konstelasi Orion.Dan hujan meteornya disebabkan oleh Komet Halley yang orbitnya sekitar 75-76 tahunan. Gambar di atas adalah meteor orionid yang berada di bawah galaksi bimasakti dan di sebelah konstelasi Venus.


Meteor Perseid adalah meteor yang mungkin bisa kita lihat paling jelas dan biasanya terlihat di belahan bumi bagian utara pada saat malam di musim panas yang hangat. Terang dan banyak, perseid dikaitkan dengan komet swift-tuttle yng menakjubkan.Meteor ini tampaknya berasal dari sebuah cahaya di rasi Perseus dan terjadi ketika bumi melewati aliran meteor yang dikenal dengan nama awan perseid yang sebenarnya adalah residu dari ekor komet swift-tuttle.Sebagian besar debu dari awan Perseid berumur ribuan tahun, walaupun ada beberapa diantaranya adalah debu muda yang menguap dari komet pada tahun 1862.Hujan meteor perseid telah diamati sekitar 200 tahun lalu dan biasanya terlihat mulai pertengahan Juli dan puncaknya pada tanggal 12 Agustus tiap tahunnya.


Kesimpulan :  Dengan adanya fenomena sepeeti di atas sangat berhubungan dengan ilmu alam dasar karena fenomena di atas dapat membuktukan di bagian luar bumi ternyata masih ada banyak fenomena yang masih harus kita pelajari . dari manakah berasal nya meteor itu dan benda benda angkasa yang ada 

Fenomena Alam Gerhana Matahari Terlihat Sebagian di Medan

MEDAN, KOMPAS.com — Gerhana matahari yang terjadi pada Rabu (22/7) terlihat sebagian di Kota Medan dan sekitarnya. Hal ini disebabkan posisi terhalangnya matahari oleh bulan tidak persis di kawasan Medan dan sekitarnya.
Di Tanah Air, gerhana matahari hanya terlihat di wilayah yang berada di atas garis khatulistiwa. "Semakin ke barat wilayah Indonesia akan semakin jelas terlihat. Posisi ideal pengamatan gerhana kali ini ada di wilayah Nepal, India, dan sebagian China. Di Medan dan sekitarnya posisi gerhana terlihat di kuadran ketiga jika kita bagi bayang gerhana itu dalam sebuah lingkaran. Posisinya terlihat di bagian kiri bawah bayang-bayang bulan yang menghalani sinar matahari," tutur Kepala Stasiun Geofisika Tuntungan, Deli Serdang, Rifwar Kamin, Rabu saat dihubungi dari Medan.
Tim Stasiun Geofisika Tuntungan dan sejumlah mahasiswa melakukan pengamatan gerhana bersama. Mereka mengamati gerhana dengan memakai bantuan theodolite (alat untuk melihat benda jarak jauh). Pada fase awal gerhana ini tidak terlihat sama sekali.
Namun, menjelang fase puncak, yaitu tertutupnya cahaya matahari oleh bulan, tim pengamat dan mahasiswa berhasil melihat mulai pukul 06.58 sampai pukul 07.51. Rifwar mengatakan, fenomena gerhana ini merupakan fenomena alam tahunan.
Gerhana matahari terlihat sempurna di tempat yang sama akan terjadi pada periode 100 tahunan. Masyarakat Kota Medan dan sekitarnya tidak banyak yang tahu bahwa hari ini terjadi gerhana. Aktivitas berjalan seperti biasa dan di sejumlah wilayah tertutup kabut asap yang belakangan terus menggelayut di langit.


Kesimpulan : gerhana matahari adalah fenomena alam yang sangat alamiah yang muncul dalam rentan waktu tertentu yang tidak setiap saat bisa terjadi di semua belahan bumi karena terkait bentuk bumi yang buat dan matahari terlihat hanya di sebagian daerah tertentu terkait dengan ilmu alam dasar hal hal semacam dapat kita teliti lebih lancut mengenai berapa lama sekali terjadi gerhanan dan perubahan apa yang terjadi saat gerhana matahari atau perbedaan gerhana matahari dan setengah gerhana matahari . 

Angin Puting Beliung Rusak 55 Rumah

Angin kencang menerjang berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Bencana yang diawali hujan deras ini, paling parah menimpa Kecamatan Semanu dan Tanjungsari. Di dua kecamatan ini sedikitnya 55 rumah warga, termasuk rumah ibadah rusak.
Sebagian bangunan rusak berat akibat tertimpa pohon yang tumbang, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sejak selasa tengah malam ini. Sebanyak 53 bangunan yang hancur, berada di Dusun Jasem, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu dan di Dusun Candisari, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari. Ada lima rumah yang kondisinya rusak parah hingga tidak bisa dihuni. Lima rumah tersebut tertimpa pohon cukup besar termasuk Masjid Anas di Dusun Candisari, Desa Hargosari Kecamatan Tanjungsari. Dari informasi yang diperoleh, bencana angin puting beliung terjadi selepas tengah malam. “Sebelum kejadian hampir semalaman wilayah Semanu diguyur hujan deras,” kata Wastono, Camat Semanu, di lokasi, Rabu (16/2/2011). Angin puting beliung juga menyebabkan ratusan pohon tumbang. “Saat kejadian warga langsung menyelamatkan diri sehingga terhindar dari bencana. Meskipun rumahnya hancur, tetapi korban jiwa bisa dihindari,” katanya. Sementara itu puluhan warga lokasi bencana dibantu TNI/Polisi dan relawan PMI, melakukan kerja bakti menyingkirkan pohon tumbang yang menimpa rumah warga, termasuk memperbaiki rumah yang mengalami kerusakan. Ditemui di tempat terpisah Kepala Badan Kesbangpolinmas PB Gunungkidul Kasiyo mengatakan, angin kencang yang terjadi kali ini paling parah dibanding sebelumnya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/02/16/340/425451/angin-puting-beliung-rusak-55-rumah
Kesimpulan :  Cuaca sekarang memang sedang tidak bersahabat. Ketika pagi hari cerah, belum tentu sore hari dapat secerah itu. Kejadian alam yang terdapat di daerah Yogyakarta tadi memang banyak terjadi juga di daerah-daerah lain di Indonesia. Namun dari kejadian putting beliung tersebut, sebetulnya dapat membangkitkan rasa solidaritas kita terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Dan meningkatkan gotong royong dalam kehidupan.

Ulat Bulu di Probolinggo Fenomena Baru


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, Aunu Rauf PhD, mengatakan, hama ulat bulu tanaman mangga di Probolinggo, Jawa Timur, adalah jenis baru yang belum pernah terekam keberadaannya di Indonesia. Dalam ranah konservasi biologi, hewan semacam itu terindikasi disebut sebagai spesies alien yang bisa berpengaruh terhadap ekosistem yang ada.
"Dalam kepustakaan hama tanaman mangga, hama jenis ini belum pernah tercatat," ungkap Aunu yang menyelesaikan studi doktoral dalam bidang ilmu serangga (entomologi) di University of Wisconsin Madison, Amerika Serikat, Rabu (6/4/2011).
Meskipun demikian, ia membantah bahwa hama ulat bulu tersebut adalah spesies baru. "Bukan spesies baru ya, hanya hama ini belum pernah ditemukan sebelumnya. Jadi ini hanya pertama kalinya menyerang," tuturnya.
Ia sebelumnya memperkirakan bahwa ulat bulu tersebut adalah spesies Lymantria marginata. Spesies tersebut dikenali dari motif sayapnya yang berbeda antara jantan dan betina saat dewasa. Jantan bersayap gelap, sedangkan betina bersayap putih berbintik.
Beberapa ahli setempat menduga bahwa hama yang menyerang Probolinggo tersebut adalah Dasychira inclusa. Namun, ia mengatakan, "Ini lain. Kalau Dasychira inclusa morfologinya tidak begitu. Hama Probolinggo ini warna sayapnya putih."
Beberapa hari lalu, Aunu baru kembali dari Probolinggo untuk pengambilan sampel ulat. "Untuk sekarang baru sedang proses pemeriksaan dahulu untuk diidentifikasi jenisnya," katanya.
Ia mengatakan, serangan hama di Probolinggo adalah faktor alam. Pesatnya populasi ulat bulu yang diikuti serangan ke tanaman mangga mungkin terjadi karena predator spesies ini, seperti burung atau serangga lain, berkurang populasinya.
KesimpulanDalam wacana diatas telah di beritahu populasi ulat bulu yang sangat banyak ini kemungkinan terjadi karena predator ulat bulu (burung) sudah berkurang populasinya. Di sini kita kembali lagi ke alam. Populasi pohon yang berkurang, cuaca ekstrim yang sekarang melanda bumi kita, sebenarnya itu merupakan salah satu dari beberapa faktor lain yang mengakibatkan populasi ulat bulu meningkat. Kini kita seharusnya introspeksi diri kita sendiri, apakah selama ini kita telah merawat bumi kita dengan baik ?Tidak seharusnya kita masabodo dengan apa yang telah Tuhan kasih kepada kita. Mungkin sekarang masyarakat Probolinggo sedang di hadapi oleh cobaan ini, namun seharusnya cobaan itu mereka jadikan pelajaran untuk dikehidupan mereka selanjutnya.

Mangrove Hambat Perubahan Iklim


BOGOR, KOMPAS.com — Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mangrove memberi sumbangan sangat potensial untuk mengurangi emisi karbon dibanding hutan hujan tropis. Masalahnya, mangrove terus mengalami kerusakan dengan cepat di sepanjang garis pantai, sejalan dengan persoalan emisi gas rumah kaca.
Para ahli dari Center for International Forestry Research (Cifor) dan USDA Forest Service menekankan perlunya hutan mangrove dilindungi sebagai bagian dari upaya global dalam melawan perubahan iklim.
"Kerusakan mangrove saat ini sudah pada tingkat yang menghawatirkan. Ini harus dihentikan. Penelitan kami menunjukkan bahwa hutan mangrove mempunyai peranan kunci dalam strategi mitigasi perubahan iklim," kata Daniel Murdiyarso, peneliti senior dari Cifor, Selasa (5/4/2011) malam.
Daniel mengemukakan, pada 15 -20 tahun lalu, luas hutan mangrove Indonesia masih sekitar 8 juta hektar. Saat ini diperkirakan tinggal 2,5 juta hektar.
Cifor mengungkapkan, sebuah studi yang dipublikasikan pada 3 April 2011 dalam Nature GeoScience, para ahli mengukur cadangan karbon dalam hutan mangrove berdasarkan atau luas areal wilayah Indo-Pasifik. Tidak ada studi selama ini yang mengintegrasikan pentingnya mengukur total cadangan karbon mangrove berdasarkan geografi atau luas wilayah hutan mangrove.
Dari hasil-hasil tersebut, para ahli mengestimasi bahwa tingkat pembusukan dan penguraian di hutan mangrove lebih cepat daripada hutan di daratan. Sebagian besar karbon disimpan di bawah hutan mangrove, yang dapat dilihat, yakni antara tanah dan air.  
Mangrove hidup sepanjang pantai dari sebagian besar laut-laut utama di 188 negara. Sebanyak 30 sampai 50 persen berkurangnya mangrove sepanjang setengah abad lalu telah menimbulkan ketakutan. Sebab, bisa jadi mangrove akan punah seluruhnya dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun.
Kelanjungan mangrove juga terancam oleh tekanan pertumbuhan kota dan pembangunan industri, sebagaimana ancaman dari pertumbuhan tambak atau fish farm yang tidak terkendali.
KesimpulanDari bacaan diatas kita telah mengetahui seberapa besar manfaat pohon mangrove bagi kelangsungan hidup kita. Di daerah Jakarta sendiri masih terdapat beberapa hutan mangrove, namun keadaan hutan tersebut sudah kurang terurus oleh pemerintah maupun dari masyarakat setempat. Seharusnya pemerintah setempat batasi pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang sekarang keberadaan nya sudah meraja lela, selain itu seharusnya pemerintah juga harus memberikan tindakan yang tegas bagi pabrik-pabrik yang tidak dapat mengolah limbah nya terlebih dahulu yang dapat mencemari wilayah atau daerah di sekitarnya.
Eka Permatasari
19510251
1PA04